Kamis, 23 Juni 2016

Mengapa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan? (Curcol Edition)

Assalamualaikum... Alomohora, kawan!!!

Sebelumnya aku pernah menulis sesuatu yang tersirat di dua postinganku, yang menyatakan alasan kenapa aku jarang banget ngeblog akhir - akhir ini. Karena itu, sekarang aku akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Jadi, selama satu setengah tahun belakangan ini aku mengalami depresi ringan karena difitnah & dikhianati oleh sahabat sendiri. Aku memendam hal ini lama sekali, bahkan orang tua yang selama ini dekat sama aku, dan aku terbuka dengan mereka. Mereka tidak tahu apa yang terjadi. Bahkan mereka tidak pernah menaruh curiga kenapa akhir - akhir ini anaknya sering sekali mengurung dirinya di kamar dan lebih banyak diam, tidak terbuka seperti biasanya.

Kejadian itu terjadi waktu 3 bulan pertama aku masuk SMA. Di masa - masa itu, aku punya "sahabat" yang udah aku percaya banget. Aku merasa sudah klop banget sama dia, bahkan mamanya itu sayang sama aku. Terbukti waktu aku main ke rumahnya, suguhannya itu banyak banget sampai - sampai perutku penuh sesak dan susah nafas. Banyak hal menyenangkan yang aku lalui bersama dia. Sampai suatu saat tiba - tiba dia menjauh dari aku, lalu disusul yang lainnya.

Aku awalnya merasa wajar banget kalau mereka menjauhi aku. Aku pikir yah- mungkin karena aku anaknya frontal, sensitif, jahil dan hobinya menginterupsi teman waktu presentasi. Well, aku sering banget mendapatkan hal semacam itu, dan itu cuma sementara. Besoknya mungkin mereka akan kembali dan hubungan akan membaik seperti semula.

Tapi ternyata aku salah. Setelah beberapa hari, mereka sama saja, bahkan semakin parah. Ketika aku mencoba mendekat, mereka menghindar. Lalu aku mencoba mengobrol ke mereka pas mereka lagi ketawa - ketawa. Aku pikir ketika aku mencoba bergabung, mereka akan menjadi asik seperti semula. Tapi kenyataannya mereka berhenti tertawa dan suasana menjadi sepi. Itu berlangsung sampai akhir semester 1, sampai akhirnya ketertutupanku dengan orangtuaku tercium juga. Mereka pun memutuskan untuk menyelesaikan permasalahan yang aku alami dan mencari penyebab mengapa mereka menjauhi aku secara tiba - tiba.

Ternyata, teman - teman sekelasku percaya kalau aku itu punya kelainan seks, lesbian. Mereka takut banget aku deketin karena takut aku pacarin. That's a hoax! Jelas ada penyebar fitnah diantara mereka, dan ketika aku telusuri lebih dalam. Aku tanya orang - orang yang masih aku percayai. Dan aku shock ketika menerima kenyataan bahwa penyebar fitnahnya adalah "sahabat"ku sendiri. Maybe yes, maybe no. Tapi kemungkinan terbesarnya adalah itu.

Sebenarnya aku juga sadar kalau semua permasalahan sebenarnya berasal dari diri aku sendiri. Aku orangnya itu jahil banget, suka ngebom temen pakai chat. Aku juga suka banget ngagetin teman dari belakang, dan manja sama mereka. Tapi ya- selama ini aku nggak pernah punya masalah sama semua itu. Temen - temen sekolah aku yang sudah lama kenal sama aku juga nggak keberatan aku gituin. Emang gitu cara aku berinteraksi dengan orang yang baru aku kenal. Mereka sibuk menggunjing apapun yang aku lakukan sehingga tercipta suatu hal bernama "FITNAH".

That's why, kenapa di agamaku dilarang yang namanya Ghibah dan Namimah. Karena semua itu akan berujung pada fitnah dan adu domba. Itu sakitnya bukan main, dan nggak ada yang pernah ngerti sebelum mereka merasakan itu. Fitnah selalu berujung pada sanksi sosial berupa pengucilan dan pem-bully-an, dan bahkan dapat menimbulkan trauma yang mendalam. Dan itu yang aku alami selama ini.

Bahkan sekarang setelah aku naik ke kelas XII, masalah ini belum selesai. Aku masih menghadapi permasalahan sosial pasca peristiwa itu. Aku masih traumatik dengan itu semua sampai akhirnya aku lupa caranya membuka pembicaraan dengan orang lain, minder, juga penurunan nilai yang sangat drastis. Rasanya sakit setiap saat, bahkan aku merasa terasing di sekolah sendiri. Orang - orang nggak ada yang mengerti rasanya. At least, ya aku harus kuat struggling disini.

So, hati - hati dalam berbicara dan bertindak. Karena suatu ke-khilafan kita bisa jadi adalah penyebab dari luka mendalam yang dialami orang lain.

Collopurtus,
Wassalamu'alaikum!!

Rabu, 08 Juni 2016

Harry Potter and the Cursed Child (The Eighth Story of Harry Potter)

Alomohora!!!

Sudah lama aku nggak nulis, nih. Sebenarnya banyak banget bahan yang sudah aku timbun buat ngisi blog ini. Tapi karena ada sedikit masalah dengan kondisi pikiran yang nggak bisa dijelaskan dengan kata - kata yang makes me fully stressed and changed a lot and (it's makes me crazy!!!) juga tugas - tugas sekolah, project novel aku, ditambah lagi kegiatan aku di paduan suara sekolah dengan jadwal latihan padat membuat aku nggak sempet aktif di blog ini selama beberapa bulan.

So, I'll come back again with my favorite magical worlds, yang seharusnya memang menjadi isi blog ini. Kali ini aku mau membahas seri ke-8 dari buku Harry Potter, karangan J.K. Rowling. Jadi, setelah menerbitkan 7 seri buku dan novel yang kita kenal, J.K. Rowling kini menghadirkan suatu pertunjukkan teatrikal berjudul Harry Potter and the Cursed Child (Harry Potter dan Anak yang Terkutuk). Jujur, aku sendiri nggak paham sama judulnya. Bukannya Tom Riddle A.K.A. Lord Voldemort sudah mati karena kutukan mautnya sendiri? -_-"

Ceritanya sendiri berlatar sembilan belas tahun setelah battle of Hogwarts, yang bisa kita lihat di Harry Potter seri ketujuh di bagian epilog. Jika sebelumnya kita mengenal trio Harry, Ron, dan Hermione, di "buku" ke 8 ini kita akan berjumpa dengan Albus Severus Potter (anak kedua Harry Potter dan Ginny Weasley-Potter), Rose Weasley (anak pertama Ronald Weasley dan Hermione Granger-Weasley), dan Scorpius Malfoy (anak Draco Malfoy dan Astoria Greengrass-Malfoy). Uniknya, tidak seperti Harry dan Draco yang bermusuhan saat di bangku sekolah, Albus dan Scorpius justru bersahabat.

Berikut ini adalah para pemeran...
Draco Malfoy diperankan oleh Alex Price dan Scorpius Malfoy yang diperankan oleh Anthony Boyle.
Di serial bukunya, Draco Malfoy digambarkan sebagai tokoh antagonis yang sombong dan suka menghina Hermione dengan sebutan "Mudblood" yang berarti darah lumpur. Ia juga suka menghina Ron Weasley karena keluarganya yang miskin dan suka menggunakan barang - barang bekas untuk berbagai keperluannya. Tetapi semenjak kematian Dumbledore dan menjelajah hutan yang suram bersama Severus Snape di tahun terakhirnya, ia perlahan - lahan menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya.

.
Ron Weasley, Hermione Granger, and Rose Weasley, masing - masing diperankan oleh Paul Thornley, Noma Dumezweni, dan Cherrelle Skeete
Diantara yang lainnya, Ron mengenakan pakaian paling santai diantara yang lainnya. Itu karena Ron tidak memiliki jabatan apapun di dunia sihir. Ia memilih menggantikan posisi Fred dalam bisnis keluarga Weasley bersama kakaknya, George. Seperti yang terlihat, tokoh Hermione disini diperankan oleh orang kulit hitam. Ini merupakan metamorfosa yang sangat signifikan dari tokoh yang sebelumnya diperankan oleh Emma Watson.
Harry, Albus, dan Ginny yang masing - masing diperankan oleh Jammie Parker, Sam Clemmet, dan Poppy Miller.
Harry Potter kembali dengan bekas lukanya dan kacamatanya yang legendaris. Jammie, kebetulan memiliki fisik seperti Harry Potter yang disebutkan di novel, yang tak pernah terwujud di filmnya. Penampilannya Harry juga selalu rapi dengan jas khas kementrian sihir.

Tidak seperti dalam 7 buku sebelumnya yang mengisahkan tentang tiga anak di asrama Gryffindor, kemungkinan besar trio ini akan menjadi penghuni asrama Slytherin.

Nah, sekian dulu informasi mengenai "World of Magic". Sengaja nggak dibanyakin biar nggak jadi spoiler:vwkwkwk 

Collopurtus!!!!!