Kamis, 30 Januari 2014

Cerpen : Kasih Tak Sampai Brian & Fia



Hujan turun dengan derasnya. Aku keluar dari mobil menuju sekolah baruku, "SMP Cita Abadi" yang banyak ditumbihi oleh tumbuhan rindang dan ini adalah hari keduaku. Oya, namaku Anindita Alifia Kusuma. Aku biasa dipanggil "Fia".

Hujan semakin deras, dan aku basah kuyup karenanya. Dan tiba - tiba ada yang memayungiku dari belakang dengan jaketnya sehingga air hujan tak terasa lagi.

"Hai, Brian!" Sapaku. Itu adik kelasku, namanya Brian Lackta'angios. Anak pendiam yang jadi sahabat sejak pertama bertemu. Umurnya sebaya denganku, 12 tahun. Karena aku anak hasil akselerasi yang mendapatkan beasiswa.

"Sedia jaket sebelum hujan..." Kata Brian, seraya mengantarku sampai ke kelas. Kelas kami memang bersebelahan. Dia kelas VII-A dan aku kelas IX-C.

"Tok...tok...tok..." Aku mengetuk pintu kelas. "Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumussalam... Fia, kenapa terlambat?" Tanya guru dengan wajah mainstream. "Baru kemarin masuk udah terlambat!"

"Ehhh.... maaf, Bu. Tadi hujan lebat terus jalanan macet." Aku menjelaskan.

"Baik, silahkan masuk. Lain kali jangan diulangi lagi, ya?" Aku pun masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran yang paling kusukai, IPA.

Tak terasa bel pulang berbunyi. Aku menghampiri sahabatku, Si Tampan Brian di kelasnya. 

"Hai, Fia!" Sapa Brian. "Ke taman bunga yuk nanti..."

"Taman bunga?" Aku berpikir sejenak. "Nanti? Sekarang aja. Waktuku kosong kok hari ini."

"Sekarang? Okay! Kita balapan lari, ya- satu-dua-tiga...!" Dia langsung melesat meninggalkanku. Kami pun berebutan untuk sampai duluan.

"Aku paling cepet!"

"Bukan, aku yang paling cepet!"

"Aku!"

"Aku!"

Dan akhirnya aku yang mencapai taman bunga terlebih dahulu. "Hore! Aku yang tercepat... Yes! Yes! Yes! Action!!!" Sorakku.

Dari kejauhan, aku melihat Brian yang sedang merunduk tak tahu sedang apa. Mungkin dia kelelahan atau mengantuk. Kemudian aku memutuskan untuk menghampirinya. "Hai, Bry! Kamu ngaps?" Aku merunduk untuk melihat wajahnya. Dan yang kulihat adalah noda merah marun di seragam dan wajahnya. "Ya ampun, Bry, kamu mimisan?!" Dengan ekspresi kaget. Tubuhnya juga sepertinya pucat dan mau pingsan.

"Gapapa, kok. Aku biasa kaya' gini." Katanya. 

"Sini aku bantu." Aku mengeluarkan tisu dari tasku dan memberikan padanya. "Kamu, sih. Mau di kata aku cewek juga kamu ga bakal menang lawan aku." Kataku setengah menyombongkan diri.

"Ih, songong lu mentang - mentang kakak kelas."

"Pulang, yuk! Aku takut kamu kenapa napa." Aku khawatir dengan dia. Dia terlihat tidak sehat.

"Pulang? Kita kan baru sampai?" Sanggah Brian. "Kalau lu mau pulang, kejar aku dulu!" Dia langsung lari ke labirin.

"Dasar adik kelas jahil!" Celotehku kesal. Aku menyusulnya ke labirin dan langsung tersesat.

"Dor!" Tiba - tiba ada seosok pocong yang berdiri tepat di depanku. Seketika aku berteriak "Huwaa!!!! Aaaa!!!"

"Hahahaha..... ini aku, kok!" Kata pocong jadi - jadian itu.

"Adik kelas jahil!!!" Akupun menjewer telinganya. walaupun idenya juga lumayan buat shock terapy mengingat aku juga sedang penat karena mau ujian. Aku melepaskan jeweranku dan kita jalan - jalan seperti biasa.

"Fia, boleh nggak aku bilang sesuatu sama kamu?" Kata Brian.

"Boleh. Kita kan sahabat. Jadi kita harus jujur tanpa ada rahasia."

"Sekarang aku tinggal menghitung hari. Bisa aja kamu sudah nggak ketemu aku seminggu lagi."

"Kamu ini ngomong apa? Aku nggak ngerti." Kataku menoleh ke arahnya. Kulihat sorot matanya yang tajam berubah menjadi kosong berkaca - kaca.

"Tenang, kamu akan tahu itu nanti." Tutup Brian yang kemudian pergi meninggalkanku sendiri. Aku pun ragu untuk berpikir. Apakah dia serius mengatakan ini? Dia akan pergi dalam arti sebenarnya atau mungkin-Tidak mungkin. Aku menepis pikiran negatif itu. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

1 bulan kemudian...

Minggu yang cerah. Aku bersepeda ke luar untuk memebeli kuas untuk pelajaran SBK.Sesampainya di toko, ternyata persediaan kuas habis. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, aku bertemu dengan seseorang yang tidak asing lagi. Parahnya lagi, kami bertabrakan sampai aku menjatuhkan semua barangnya.

"Brian.... aduh, maaf... maaf.... aku nggak sengaja." Aku pun membantu membereskan barang - barangnya.

"Tumben ke toko kuas. Mau ngerjain tugas? Ikut aku aja ke rumah." Aku mengangguk.

Aku pun bersepeda sampai ke rumah Brian. Dengan tuan rumah tentunya. Sepeda Brian lebih dahulu sampai di dalam pagar rumahnya.

"Silahkan masuk." Katanya setelah membuka pintu untukku. Aku pun masuk dan terpukau dengan semua lukisan yang ada di rumahnya. Rumahnya seperti galeri yang penuh lukisan bernuansa sedih. "Merasa sentimental?"

"Wow! Ini lukisanmu semua?"

"Iya-sini, ada yang mau aku tunjukkin." Kata Brian sambil mengambil sebuah lukisan yang terbungkus dan memberikannya padaku. "Ini buat kamu. Happy Birthday, Fia. Wish you all the best!"

Dengan ragu aku menerimanya. "Buat aku?" Dia mengangguk.

"Oya, katanya mau pinjam kuas. Sini, yuk. Ini kamarku." Dia menunjukkan salah satu kamar yang paling berantakan di sudut kamarnya yang dipenuhi dengan kanvas dan sketsa wajah. Kami pun melukis dengan nyaman disana.

"Brian, ada kuas yang lebih kecil, nggak?"

"Ada. Di belakang. Kamu tinggal ambil rak bukuku."

"Okay.... Permisi...." Aku pun menuju tempat yang dimaksud. "Nah, ini dia." Di tengah mengambil kuas, aku melihat sebuah amplop besar berwarna cokelat dan ketika dibuka isinya adalah foto ronsen. Aku bisa membaca ronsen karena budheku adalah seorang dokter. Seketika apa yang kupegang jatuh ketika aku mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Aku memutuskan untuk pergi.

"Fia, mau kemana? Kok terburu - buru?" Tanya Brian yang melihatku menuju keluar.

"Enggak. Aku cuma lupa matikan kompor aja, kok!" Kataku yang langsung pergi membawa bungkusan lukisan yang dia buat untukku. Sedangkan dalam hati aku hanya berkata. "Brian... jangan pergi... aku masih mau melihatmu.... jangan pergi.... aku masih ingin bahagia bersamamu...." Aku langsung menangis di kamarku. Kubuka kertas yang membungkus lukisan itu. Berisi gambar indah dan beberapa bait puisi yang dia buat untukku. Dan tak kuduga, dia menyatakan cinta padaku. Di belakangnya terdapat surat.

"Dear Best Friends....

Mungkin tak ada sesuatu yang terindah setelah dirimu. Karena mungkin dirimulah yang terakhir dalam hidupku. Kau satu satunya yang mau menerimaku yang kesepian disini.

Tahukah, kawan... Bahwa bersamamu aku bisa bermimpi jauh dari lubuk hati, pikiran dan imajinasi. Kemudian ku bagi padamu. Saat kita bersama, saat itulah aku bahagia. Aku ingin terus bersamamu bagai pelangi hidupmu..."

"Tok.... tok.... tok...." Tiba - tiba pintu diketuk dari luar. Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan membukakan pintu.

"Brian?" Ucapku setelah melihat siapa yang berdiri di depan pintu.

"Fia, ini tasmu ketinggalan di rumahku." Aku mengambil tas itu. "Aku tahu kamu nangis karena aku." Dia mengusap airmataku. Aku tak mampu berkata apa - apa lagi. Airmataku semakin deras mengalir.

"Kita ketemu di dermaga danau nanti sore." Kataku. 

"Oke, aku pergi dulu."

Sore hari telah tiba. Aku memenuhi janjiku untuk menemuinya di dermaga danau. Rupanya dia sudah menungguku.

"Hai!" Sapaku. Aku sedikit mengagetkan dia.

"Oh... Fia!" Aku pun duduk di sebelahnya. "Pemandangannya bagus. Iya, kan?"

"Iya. Liat deh. Mataharinya mulai tenggelam. Kamu suka, kan?"

"Banget!" Katanya sok senyum. Padahal matanya sembab. Aku tahu dia merasakan sakit sekarang. Terbukti dari bibirnya yang biru dan wajahnya pucat pasi.

"Oya, aku punya puisi. Aku bacain, ya?" Kataku sambil bersiap - siap berdiri memegang tulisan. 

"Bentar - bertar. Liat sunset itu enaknya sambil tiduran."

"Tiduran? Ini kaya' sholat jenazah, tau! Udah di hadap ke barat. Elunya di situ."

"Iya, deh. Aku pindah posisi."

Tanpa menghiraukan dia, aku pun mulai membaca. "Pelangi Hidupmu...." Aku membacanya sampai habis dan menghayatinya sampai menangis. Aku juga memberikan jawaban atas puisinya secara tersirat.

Selesai membaca, aku pun menghampiri Brian. Dia memejamkan mata dan aku menggoyang - goyangkan tubuhnya. "Brian... Brian...." Dan saat itulah aku sadar, airmataku mengalir deras menandakan bahwa dia telah pergi untuk selamanya.

Senin, 27 Januari 2014

Naskah Drama Komedi : Dogol & Jelita (Versi Jawa)


   A. Lakon
1.     
   Putri Jelita                  : watak lakune alus, praenane ayu, apik jroning ati
   
   Ratu Prameswari       : Praenane ayu, sabar, wicaksana.
   Dogol                          : praenane elek nggegirisi, gegere bungkuk, lembah manah, seneng tetulung.
4 
   Pangeran Komeng   : Sombong, gampang nesu lan grusa-grusu, suara cempreng.
5  
      Dayang                      : Sabar, senengane latah

    B. Kisah

Babak I

Kocap kacarita ing sakwijining dino, ing sak wijining kerajaan kang gemah ripah loh jinawi, ono putri sing lagi “GALAU” atine amerga dijodho-ake karo Pangeran kang dudu priyo pepujaning atine.

Dayang          : Duh kanjeng putri kang ayu moblong-moblong, ono opo kok panjenengan sajak merengut suntrut koyo ngono iku. ( sinambi mijeti pundake sang putri).

Putri Jelita      : Hu...hu...hu... aku lagi galau, mbok....!!!

Dayang          : ( karo ngowoh ) Lho....!!!! ana apa maneh kanjeng putri?

Putri Jelita      : Aku emoh yen kudu sesandingan karo Pangeran Komeng sing gedhe ndase iku mbok… hu...hu...hu.... ( Sambil membanting Hp - nya ).

Dayang          : ( Kaget karo latah ) Eeehhh....copot - copot....bebek eh bebek... eh maksud inyong BB ancurrr!!!!!

Ujug-ujug regol taman ditotok-totok lan keprungu suara saka njaban regol.

Pangeran Komeng   : ( suara cemprengnya ) Assalamu'alaikumm....!!!!

Putri Jelita & Dayang : Wa'alaikum Salamm!!!

Pangeran Komeng   : Aku oleh mlebu opo ora  iki yooo…?

Putri Jelita & Dayang : ora oleh !!!!!

Pangeran komeng : Aku mekso wae ahhhh ! (sinambi mlumpak regol )

Dayang : Oalaah....dasar Pangeran Gemblung!

Putri Jelita : Mbok aku mlayu wae yooo…. !!!! ( karo mlayu )

Pangeran Komeng sumadya nguber playune Putri Jelita, nanging Dayang kanthi trengginas ngadepi lan ngadang-ngadangi Pangeran Komeng.

Dayang : Ora oleh…!!!!! wek....wek....

Pangeran Komeng : Trus aku njengking lan ngomong “WOOOOWWW ngono tha?

Akhire Pangeran Komeng nyurung Dayang nganti tiba lan terus nguber playune Putri Jelita.

Babak II

Ing pinggir gung liwang-liwung.....

Putri Jelita      : Oh... tekan iki…?? Sepi mamring… ora ono sapa-sapa…

Si Dogol         : Waduh… ngimpi apa aku mau bengi yo…yo... lha kok aku saiki ketemu widodari sing ayune uleng-ulengan koyo ngene iki… ( sinambi nembang )  hey widodari… mudhun saka swargo neng ngarepanku… Eee…aaaa….

Putri Jelita      : Sopo kowe ? Aku Jelita....

Si Dogol         : jenengku Dogol....rumahku cedhak kene, kok! Neng ndesa ngisor kono lhooo…( karo nuding .... )

Putri Jelita      : Oleh opo ora yen aku nunut leren neng omahmu? aku kesel banget...

Si Dogol         : Oh aku seneng banget lho Jelita...  nanging yen oleh ngerti… ngopo kok slirne nganti kedlarang-dlarang nganti tekan kene duh wong ayu..??

Putri Jelita      : Aku diuber-uber uwong, akhire aku nganti kesasar tekan kene…

Si Dogol         : Oh ngono tha critane? Waahh…jan mbebayani tenan lho yen Kenya sing ayune koyo slirane ngene, mlaku ijenan neng panggonan sing sepi koyo ngene iki…

Pungkasane Si Dogol lan Putri Jelita samsaya akrab lan ketaman asmara.

Babak III

Sauntara iku, ing kerajaan… kanjeng Ibu Ratu Prameswari lagi gerah penggalihe… amarga sang Putri kang banget ditresnani lunga ora ngerti parane…

Ratu Prameswari      : Putriku.... ( sinambi nembang lagune Ayu TingTing ) “neng ngendi… neng ngendi… neng ngendi…?? Anakku saiki neng ngendi..?? “
Neng ngendi yo anakku, wis seminggu kok ora ono kabare. Ditelepon ora diangkat, di sms ora dibales… (karo mbanting HP). Dicek neng twitter karo facebook yo ora tau “update status” .
Mulai saiki aku gawe sayembara; sapa wae sing bisa nemoake putriku, yen wadon tak pek sedulur sinarawedi, yen lanang tak pek mantu… tak nikahake karo anakku si Jelita.

Dayang          : Wah.... kula setuju, Boss!!!!


Ora let suwe, Pangeran Komeng teka…

Pangeran Komeng  : .......mati aku! ( ethok-ethok semaput )

Dayang           : ( ngorek-orek raine Pangeran Komeng nganggo benges/lipstic ) Rasakno yooo!!

Babak IV

Ora suwe, ora dinyana-nyana… Si Dogol karo Putri Jelita teka…


Si Dogol         : Ngaturaken agunging pangapunten kanjeng Ratu, dalem nderekaken kondur Kanjeng Putri Jelita… dalem menggihaken ing sak lebetipun alas gung liwang-liwung ….

Ratu Prameswari : ....( mlongoh....) duh gusti… opo iki calon mantuku…. 

Putri Jelita      : Nanging kula tresno kalian Dogol Kanjeng Ibu… Sanadyan awon praenanipun… nanging Dogol punika sae ing manah Kanjeng Ibu…

Pangeran Komeng : ( nembang ) Patah hatiku jadinya....merana...berputus asa....

Ratu    Prameswari : Yo wis lah…Yen pancen wis padha tresnane… tak pangestoni nduk… anakku sing ayu…


Putri Jelita      : Matur nuwun kanjeng ibu…

Sak nalika, Si Dogol malih rupa… dadi bagus rupane… jebul Si Dogol iku pancen sak temene Pangeran kang lagi kena sihir. Sihir iku bakal cawar lan sirna yen ana Kenya kang iso nresnani kanti tulus… ikhlas… apa anane….

Oleh : Listiyaningsih Firmanto

Sabtu, 25 Januari 2014

Curahan Hatiku.... :'(

Ya Allah.... kapan mereka ngerti? Duniaku bukan di dunia formal yang menyebalkan ini. Duniaku itu seni, dan itu impianku. Bukan logistik seperti ini. Aku memang pecinta sains dan matematika. Tapi itu sekadar hiburan dan bukan tujuan hidupku! Aku bukan orang yang bercita - cita sebagai dokter, guru, arsitek, dll yang memang bukan duniaku. Mungkin itu yang orang - orang harapkan dariku. Semua orang termasuk orang tuaku, keluargaku, kakek - nenekku, yang selalu mendukungku untuk menjadi seperti yang mereka inginkan sesuai dengan garis keturunan.

Mereka selalu beranggapan bahwa dunia seni itu buruk. Iya sih, aku mengatakan itu untuk membahagiakan mereka. Aku pikir dengan mereka bahagia aku juga bahagia. Tapi ternyata tidak! Aku bahagia hanya di mulut, bukan dari hati. Aku tahu, tidak ada yang bisa membaca hati dan pikiran secara pasti sebab hanya diri sendiri yang tahu. Dan aku ingin mereka tahu bahwa aku bukan anak kecil yang cuma bisa diarahkan dan tidak bisa mengambil keputusan. Aku tahu semua itu pasti ada resikonya. Tapi bukannya hidup itu pilihan? Dan semua akan kubawa lari menjauh dari sini.     

Buat orang tuaku, maaf aku cuma bisa menuntut, dan menulis ini semua di facebook, twitter, blog, dan semua webku yang pasti ada ribuan orang yang membaca. Aku hanya ingin mengungkapkan isi hatiku yang sebenarnya. Mungkin kalian akan marah melihat ini. Tapi ini yang terbaik agar kalian tahu apa yang aku inginkan meskipun harus sakit hati dan kecewa. Maafkan aku karena ulahku ini, tapi percayalah, aku akan membanggakan kalian semua jika aku diizinkan....

Kamis, 23 Januari 2014

Tentang Aku ^^

Assalamu'alaikum...

Hai guys! Aku hobi banget posting akhir - akhir ini. Terutama puisi. Tapi kita belum kenalan, kan? Okay, aku kasih biodataku sebagian lumayan kan buat numpang eksis:D.

Namaku Haniya Alviyanditia Timor Kusuma Putri F.S. Panjang banget, kan? Arti namaku adalah "Beribu - ribu kebahagiaan dari anak Rudi dan Listiya yang lahir di Timor Leste. Seorang anak perempuan yang berbau harum seharum bunga wijaya kusuma." Sedangkan Firmanto Siregar itu cuma nama tambahan yang sering aku tambah di akhir sebagai wujud banggaku kepada Ayah & Kakekku yang dari batak.

Aku lahir di Suai, Covalima, Timor Leste saat jajak pendapat tanggal 27 April 1999. Nggak kebayang perjuangan orang tuaku seperti apa saat itu. Aku tinggal di pengungsian bersama kedua orang tuaku sebelum akhirnya pindah ke Bojonegoro dan masuk TK pada umur 3 tahun. Nama TK nya "Purwanida". Rumahku di depan koramil persis.

Sejak di Bojonegoro, aku jarang ketemu Ayah yang sibuk sebagai reserse polri. Paling - paling seminggu sekali. Ibuku juga sibuk mengajar sebagai guru SMP. Tapi gini2 aku deket banget sama kedua orangtuaku mengingat aku anak semata wayang.

Aku & Mama

Nama: Haniya Alviyanditia Timor Kusuma Putri F.S.

Tempat, Tanggal lahir: Suai, Covalima, Timor Leste, 27 April 1999

Orang tua
Ayah: Ruddy Firmanto Siregar
Ibu: Listiyaningsih

Hobi: Main musik, Nyanyi, Menciptakan lagu, Lukis, Menulis, dan beragam hobi yang ga jelas

Sekolah: TK Purwanida, TK Bina Insan An Najiyah, SDN Magersari, SMPN 1 Sukodono, SMPN 4         Sidoarjo

Musisi Favorit: Justin Bieber, Coboy Junior (terutama Iqbaal), dan Ebiet G. Ade

Penulis Favorit: J.K. Rowling, Stephanie Meyer, Michele Zink, Dee, Andrea Hirata, Habiburahman L. Shirazy

Film Favorit: Twilight, Narnia, HARRY POTTER and Always be a POTTERFREAKS!!!

Facebook:
Haniya Timor Firmanto
Haniya Timor
Haniya Always Number Ones
....(and many more)....

Twitter:
@haniya15
@FShannie

E-mail:
haniyatimor@gmail.com
hannieFS@yahoo.com

Blog:

Heheheh.... sudah dulu ya.... Wassalamu'alaikum!!!

Sabtu, 18 Januari 2014

"Dear Pangeran Kacamata...."


Hari ini aku bermimpi. Aku bermimpi mendapatkan suatu bintang di angkasa. Bintang itu adalah "Kamu". Kamu yang selalu membuat hidupku ceria. Kamu yang selalu membuat hidupku berwarna-dengan sejuta senyumanmu yang berseri menawan hati juga tatapan tajam darimu yang indah. Kau telah goreskan tinta cinta.

Aku tahu dirimu adalah sahabatku. Aku selalu mengertimu dan kamu selalu mengerti aku. Bahkan kau selalu tahu apa yang kurasakan sekalipun aku tidak mengutarakannya padamu. Tetapi kenapa kau tidak peka akan perasaan ini? Tahukah kau bagaimana rasanya ketika kamu ceritakan padaku tentang perasaanmu padanya? Tahukah kamu akan sakitnya kata - kata itu menusukku? Serasa ada petir menyambar hati, dan tak sanggup terobati. Apalagi jika kamu ceritakan itu setiap hari, setiap saat ketika kita bersama.

Hai rusa jantanku yang berkacamata, Inginku menari dengan sebuah kisah yang kubuat sendiri, sekalipun itu fiksi. Inginku menari bersama bayanganmu disana, bersama seluruh lagu dan puisi yang kubuat untukmu. Namun bayanganmu sungguh semu. Oh, mengapa! Apakah aku harus menjauh untuk meredakan luka ini? Lalu bagaimana dengan persahabatan kita?

Jumat, 17 Januari 2014

Puisi : "Akankah Ada Cinta Yang Baru?"


Wahai Rusa Jantanku

Kini aku menyadari sesuatu
Bahwa tidak ada gunanya menunggu
Jikalau cinta tak sampai padamu...

Mungkin kau bisa saja menjadi inspirasi
Inspirasi, inspirasi dan hanya inspirasi

Namun sosokmu tak pernah nyata berada di hadapanku
Kau hanya fiksi dalam bayanganku
Kau hanya ilusi dalam pikiranku

Akan tetapi,
Betapa susah menghilangkanmu dalam hati
Karena kau terlanjur membuatku jatuh hati
Dan larut dalam cinta itu sendiri

Cinta itu...
Terlanjur menusuk dalam kalbu
Memberikan kegelisahan dan pilu
Kau gantung aku, tinggalkan aku
Kini kau telah membenciku

Akankah ada cinta yang baru?
Akankah ada hati selain dirimu?

By: Haniya Timor

Selasa, 14 Januari 2014

Syair : "Lucid Dream Dalam Keremangan"


Ketika malam telah tiba

Gelap remang kau rasa

Saat itulah mimpi mengalir dengan derasnya

Di saat itulah timbul keinginan 

Dari hati yang paling dalam

Tentang dunia kita sebenarnya

Yang sangat kita harapkan


Tetapi apadaya 

Jalan hidup bukan seluruhnya adalah kehendak kita

Yang terbaik adalah tetap percaya

Bahwa semua yang kau rasakan itu ada

Semua ada dalam diri kita

"Lucid Dream" yang indah

Akan menjadi nyata

Walaupun susah sekali meraihnya

Jadi berusahalah sekuat yang kita bisa

Lalu kita berdo'a

Berharap agar Tuhan menjawabnya

Dan kita pun siap menerimanya


Seperti kata orang,

Tidak ada kepastian di dunia

Semuanya adalah suatu yang telah digariskan

Dan pasti akan ada di dunia

Dunia realitas dan nyata

Seperti kita semua

Dan tidak ada dunia yang sempurna

Melainkan hanya imajinasi semata

Dan kesyukuran kita dalam menerimanya

Dan yakinlah semua pasti akan baik - baik saja

Seperti sungai yang mengalir deras

Dari hulu ke muara

Teruslah menggapai matahari di atas sana

Seraya berharap kau sampai pada tujuannya

By : Haniya Timor (Hannie FS)

Senin, 13 Januari 2014

Harry Potter Spinoff Novel Series : Fantastic Beasts And Where You Find Them

Hey hey hey, salam Potterfreaks..... Alohomora! Udah lama kita ga bicara tentang film, kan? Nah, sekarang kita mau bahas film favoritku. Yups, apalagi kalo bukan Harry Potter, sosok yg amat kukagumi dari kecil - bahkan sebelum aku sekolah. Memang, sih novel seri Harry Potter udah tamat di buku ke 7. Tapi, sekarang kita bicara tentang "Fantastic Beasts And Where You Find Them" yang termasuk dalam koleksi spinoff novelnya J.K. Rowling. Kalian mungkin bertanya - tanya "Apasih Spinoff Novel itu?" Oke, deh aku jawab.

Spinoff novel itu buku - buku di dunia Harry Potter (Dunia Sihir) yang diluar seri Harry Potter. Koleksi Spinoff antara lain : Quidditch Through The Ages (Sejarah Permainan Qudditch), The Maraunders , The Tales Of Beddly Bard, Lan Sapinunggalane. Kalo aku boleh cerita, dulu aku pertama kali baca seri aslinya di perpustakaan sekolahku. Dan sebenarnya buku ini adalah buku pelajaran di Hogwarts yang ditulis oleh Newt Scamander (Seorang tokoh fiksi di film Harry Potter. Penulis buku terkenal pada abad pertengahan, juga soerang ilmuan Magic Zoologi). Dan isinya walaupun serius, tapi ada coretan - coretan lucu dari teman - teman Harry yang usil.

Menurut informasi yang aku dapat, sih. "Buku pelajaran" itu direvisi menjadi novel yang gambarnya aku muat atas sendiri. Ditambah 42 lembar yang menceritakan tentang Harry Potter, dari masuk sekolah sampai tua (yang bikin aku sedih, kenapa Daniel Radclife ga ikut main???)': ). Dan versi buku mata pelajaran bisa dilihat di bawah ini:

Itu buku yang sempat aku baca di perpus. Dan pas aku baca bukunya, udah serasa jadi murid Hogwarts. Mempelajari materi yang ga ada di sekolah, trus hewan - hewan yang ada di situ sangat unik dan beragam. J.K Rowling telah membuat hubungan yang masuk akal dari dunia sihir ke dunia realitas seakan - akan dunia sihir itu benar - benar nyata. WOW!!!

Sekian dulu ya para Potterhead dan Potterfreaks.... Always be a smarter like Hermione, be stronger like Harry, and be a simple like Ron... Harry Potter always in my heart.... Collopurtus!!!

Puisi : Ketika kulihat mata itu :D

Ku lihat di rona matamu
 

Ketika kau memandangku
 

Lalu aku merasakan sesuatu

 Bulu romaku tiba - tiba berdiri

Ketika aku melihat sesuatu di sela - sela gigi

 Dan dimatamu

Ada belek yang tersenyum padaku.... :D


By: Haniya Timor

Minggu, 12 Januari 2014

Puisi : Sejuta pesona sejuta makna

Karya : RR Titi Isnaini

Sejuta pesona sejuta makna
Terhampar di alam raya
Terindah tak terperikan
Semuanya menjadikan pertanda

Bacalah dengan nama Sang Illahi
Tiada satupun cipta-Nya tiada berarti
Tiada satupun kejadian yang tidak bisa dimengerti
Jika kita membaca dengan hati yang suci
Hati suci hanya didapat dengan mendekatkan diri kepada Illahi
Manusia memang tiada berarti jika tidak berbenah diri
Panas terik hujan dan badai
Semua memberi pesan tersendiri

Bumi berguncang lautan membelah dunia
Gunung berteriak menyemburkan mahma
Lumpur beracun panas membara
Semua pertanda prahara.

Bacalah pada kejadian diri sendiri
Harta jabatan dan kebahagiaan duniawi
Bukan berarti milik diri pribadi
Sekedar titipan untuk dimaknai

Si miskin papa dan si yatim merana
Inginkan kasih sayang ayah dan bunda
Sekedar belaian dan pelukan mesra
Sebagai tanda masa depan tiada mungkin sirna.

Puisi : "Jikalau Ku Pergi"

Jikalau ku pergi
Jangan ada benci apalagi caci
Karena ini yang terbaik
Kusadari masa ini yang terbaik

 Maafkan aku yang meninggalkanmu
Tapi percayalah kau takkan sendiri
Karena aku akan selalu ada disampingmu...
 
Dan percayalah kita akan bertemu lagi

Karena bukan disini yang kuinginkan
Melainkan disana, tempat yang indah nan abadi

Sabtu, 11 Januari 2014

Puisi : Wahai Pangeran Negeri Seberang, Ku Tak Ingin Kau Tahu... :'(

Wahai Pangeran negeri seberang.
Bisakah kau mendengar segenap isi hatiku.
Yang senantiasa tercurah untukmu?
Pangeranku, tahukah kau adalah sumber inspirasiku?
Yang selalu muncul dalam puisi cintaku.
Dan semua lagu - lagu yang kuciptakan untukmu.
Pangeranku, apakah kau juga merasakan hal itu?
Tahukah kau selalu hadir dalam mimpiku?
Dan menjadi ilusi dalam imajinasiku?
Wahai Pangeran negeri seberang.
Akankah kau mengerti itu?
Kuharap kau tidak tahu.
Ini lebih berarti karena kau sahabatku.
Kau sahabat, bukan cintaku.
Karena aku tak ingin kau menjauh.
Dan menghilang selamanya dari hadapanku.

By: Haniya Timor

Kamis, 09 Januari 2014

Puisi Dari Soniq Untuk Iqbaale


Disetiap hari dalam hidupku
Selalu kudengarkan suara merdumu
Dan kudendangkan dengan syahdu
Kusenandungkan karya - karyamu
 
Kami adalah "Soniq" yang selalu setia bersamamu
Karena kami berjanji
Akan selalu mendukungmu
Dan kau pun telah berjanji
Akan selalu menghiburku
 
Dan tahukah kamu aku sangat terpesona
Pada semua hasil karyamu
Juga suaramu yang amat merdu
Yang selalu menemaniku
 
Iqbaale, hanya satu yang kupinta
Jangan pernah membuat kami kecewa
Karena aku ingin terus kau bersinar
Bagaikan matahari yang berpijar
Kau untuk selamanya



Minggu, 05 Januari 2014

Puisi : "Gairahku Terbelenggu"


Mengepak sayap kebebasan
Melepas secuil luka penderitaan
Buka mata menatap ke depan
Meraih mimpi bersama harapan
Lalu kupijak sebuah batang
Lelah membayangkan kisah terulang
Lalu kutatap ribuan bintang
Yang berkilauan menebarkan pesona impian
Menayangkan indahnya kehidupan
Kemudian,
Kusadari waktu terus berjalan
Kucoba meninggalkan beban
Melepas cinta tanpa harapan
Dan kucoba melangkah ke depan
Kubiarkan masa lalu itu
Berlalu seperti seharusnya
Dibawa angin waktu yang berhembus
Kemudian kukepak sayap lagi
Untuk menuju alam kebebasan
Menuju masa depan yang kunantikan

By: Haniya Timor

Puisi : Perpisahan Dan Duka (ilustrasi)


Puisi : "Inginku Melupakanmu"

Sampai kapan akan aku tahan dan kusimpan?
Bagaimana caraku untuk melupakan?
Lalu sampai kapan akan kutahan?
Wahai pangeran negeri seberang...
Getaran jiwamu sungguh menyiksa
Selalu menemuiku dikala senja
Tak mampu aku melampiaskan semua rasa
Atau untuk sekedar bertanya
Apakah rasa itu kau punya?
Lalu,
Bisakah bayangmu hilang dari mimpiku?
Atau sekedar berhenti merasukiku?
Sungguh,
Aku sangat ingin melupakanmu

By : Haniya Timor

|::|From the depths in my heart|::|