Jumat, 25 Oktober 2013

Puisi : Dia Yang Terbuang

 
Andaikan aku jadi dia
Apakah aku bisa menjalaninya?
Andaikan aku jadi dia
Apakah aku bisa melihat dunia?

Menjadi seseorang yang terpinggirkan
Di tengah gemerlapnya pancaran
Dan temaram sinar bulan
Entah sampai kapan

Oh, simpai keramat
Bisakah kau melihat
Kala kau tersesat
Kala hatimu menggeliat

Dan apa aku bisa menghadapi
Suatu masalah yang kau hadapi
Di saat kau meratapi
Suatu masalah tak bertepi

Tertatih dalam kesendirian
Tanpa ada teman
Dengan sejuta angan
Kau tak pernah terhiraukan

Puisi : Jiwa Yang Merana


Segala yang terjadi

Tak ubahnya seperti mimpi

Yang tak diharapkan akan terjadi

Di dalam hidup ini

 

Oh, sungguh berat!

Karena satu hal yang sesat

Membuat waktu semakin dekat

Dan akupun akan tamat

 

Oleh ganasnya narkoba

Mengembara dalam jiwa

Jiwa yang merana

Raga kosong tak bernyawa
 

Betapa ganasnya kau
Menghancurkan masa depanku

Menjadi awan kelabu

Yang terjal nan berbatu
 
 

Puisi : Malam Mencekam

 
Sepi ini sungguh mencekam
Sinar bulan yang temaram
Dan harimau yang menggeram
Mewarnai suasana malam
 
Terus berjalan
Melawan gelap mengerikan
Terbawa dalam angan
Alam mimpi dan khayalan
 
Oh angin malam...
Malam yang mencekam
Bagaikan tangki hitam
Yang terbakar tenggelam
 
Akankah mimpi itu akan berlalu?
Aku harap begitu
Agar aku tak membeku
Dalam dinginnya kalbu
 
 

Rabu, 23 Oktober 2013

Cerpen : Ratu Umur

Kapan ya di dunia ini ada "Ratu Umur"? Kan enak kalau aku bisa request. misalnya....

Dimulai dari TK

Aku: Aku pingin cepet SD
Ratu Umur: Tenang... Ratu Umur akan membawamu ke masa SD! Cling...

Setelah lama berselang, aku pun kembali menghampiri ratu umur

Aku: Pingin cepet SMP.......
Ratu Umur: Ratu umur akan membawamu ke masa smp!!! Cling....
Aku: Wah.... aku sudah smp!
Ratu Umur: Bagaimana perasaanmu?
Aku: Senang sekali!!!

Setelah menjalaninya, aku mulai merasa bosan, dan kembali pada Ratu Umur.

Aku: Ratu Umur, kapan aku SMA?
Ratu Umur: Okay.... smriwing... smriwing.... smriwing.... SMRRIIWWIIIINNGGG!!!!
Aku: Akhirnya aku pakai seragam SMA! Bisa sama kaya' di sinetron2, nih! Keren!!!!

Setelah beberapa hari, aku bosan lagi.

Aku: Wah, kapan ya aku kuliah.... kan enak satu pelajaran doang, ga bawa' buku berat2...
Ratu Umur: Tenang.... kan masih ada ratu umur....CLING!!!!
Aku: Akhirnya tasku kempes! Pakai baju bebas lagi... makasih Ratu Umur!!!

Karena materi kuliah sangat rumit dan membosankan, aku menghampiri Sang Ratu.

Aku: Ratu, aku bosen, nih.... aku mau langsung jadi BOS aja!
Ratu Umur: Expells, Cling... Cling... Smriwing!!!
Aku: Wah, dasi mahal, apartemen mewah.... kayaknya ini bagian yang paling menyenangkan!!! aku nggak akan bosan!!!!!

Setelah beberapa tahun, aku kembali menghampiri Ratu Umur yang sudah tua.

Aku: Ratu Umur, disini tambah berat! Karyawan demo melulu...
Ratu Umur: Bentar bentar, tongkat ku tadi tak taruh mana, ya?

Ratu umur pun mencari - cari di semua sudut ruangan dan berakhir di dapur. Ratu pun kembali dengan tangan hampa.

Aku: Sudah ketemu?
Ratu Umur: Tadi setelah Ratu Umur cari2, ternyata tongkatnya ikut kebakar di tungku. Bareng sama kayu bakar.
Aku: (melongo) jadi... jadi....
Ratu Umur: Kamu akan jadi BOS selamanya!!!
Aku: HUUWWAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

-Tamat-

Puisi: Khayalan Tak Bertepi



Khayalan tak bertepi
Indah namun tiada arti
Mengalir kesana kemari
Menghibur jiwa yang sendiri

Bagaikan mawar terakhir di musim panas
Yang menari di atas kertas
Karena imajinasi tiada batas

Puisi : Perjuangan Meraih Mimpi


Beban berat mulai terisi
Di senja hari ini
Aku pun tak tahan lagi
Untuk segera bermimpi

Sekarang tinggalah aku sendiri
Di tengah malam yang sepi
Hanya deburan ombak yang menemani...
Indahnya malam ini

Oh, awan kelabu.....
Bawalah aku bersamamu
Agar hatiku tahu
Seperti apa kebahagiaan itu

Apakah kau akan menghampiriku?
Tahukah kau dimana aku?
Apakah aku yang akan menghampirimu?
Tapi sayangnya, aku tak tahu dimana dirimu

Bahagia....
Dimanakah kau berada?
Apa harus aku ke tengah samudera?
Atau berenang ke segitiga Bermuda

Tersadarku dari mimpi
Dan bertanya pada diriku sendiri
Sudahkah aku mencari?
Atau berhenti sampai disini

Bahwa tiada gurun pasir yang teduh
Kecuali kita yang berpeluh

Berjuang tanpa mengeluh
Dan dunia akan takluk

Man Jadda Wajada!!!!!

 

Rabu, 16 Oktober 2013

Puisi : Cinta Teman Biasa

Mungkin inilah saatnya
Aku mencintai di apa adanya
Namun bukan saatnya
Semua itu terwujud nyata
Oh... Cinta!

Aku akan menyayanginya
Walau hanya teman biasa
Seperti halnya yang lainnya
Dapatkah kau membacanya?...
Aku harap tidak bisa!

Karena kau takkan mengerti
Tentang perasaan ini
Jauh dimata dekat dihati
Khayalku malam ini
Bagaikan laut tak bertepi

Selasa, 15 Oktober 2013

Puisi Untuk Timnas

Bagaikan daun - daun di musim gugur
Yang basah oleh lumpur
Di Tanah yang subur

Aku pun tak tahu harus bersikap
Orang bilang diam tanda tak siap
Dan kini saatnya aku tangkap

"Gol!!!!" terdengar seketika
Orang - orang pun berteriak karenanya
Menggema tanda kecewa


Akan kinerjaku yang gagal
Mencetak prestasi setimpal
Menghadapi lawan andal

Kali ini aku berjanji
Bahwa tak boleh gagal lagi
Demi bangsa ini

Semua harus menyerang
Bangkit melawan keterpurukan
Pokoknya hari ini pasti menang!

GARUDA DI DADAKU!!!!!

Senin, 14 Oktober 2013

Arti Nama Berinisial "K"

Hei, Guys!!! Kali ini aku mau share nama - nama yang sering kita dengar. Beberapa mungkin nama teman...

1. Kevin

Inspirasi nama KEVIN aslinya berasal dari kultur Irish (Irlandia) dan Gael (Skotlandia). Nama ini memiliki arti tampan; tercinta. Nama ini lebih cocok dipakai untuk laki - laki walaupun ada juga perempuan yang menggunakannya.
 
Nama ini memiliki berbagai variasi antara lain: Kevan, Keven, Keveon, Kevinn, Kevion, Kevis, Kevon, Kevron dan Kevyn. Meski begitu, artinya tetap sama, Kev-Vin.

2. Keenan

Siapa sih yang ga kenal sama Keenan? Pelukis muda dalam novel "Perahu Kertas" karya Dee. Sebenarnya, nama ini berasal dari bahasa Irlandia "Cian (Kinan)" yang artinya keturunan.

Nama ini memiliki berbagai variasi antara lain : Keanu, Kian, Ken, Kiano, Kaysan, dan Kimi.

3. Karel

Karel memiliki arti kuat dan maskulin. Nama ini memang ditujukan untuk laki - laki.

4. Kirana

Nama Kirana diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya Cantik, dan Molek. Nama ini banyak dipakai di Indonesia khususnya di Jawa.

5. Kusuma

Aku sendiri pakai nama ini, lho.... namaku Haniya Alviyanditia Timor Kusuma Putri (Panjang banget, ya? Kapan - kapan mau aku share artinya). Nama Kusuma ini diambil dari bahasa Jawa yang artinya harum. Kebanyakan pemakainya adalah laki - laki.

Nah, Sekian dulu postingan ini.... DAHHHH!!!!!!




 

Sabtu, 12 Oktober 2013

Cerbung : Kala Surya Tenggelam bag. 3 ( Bersatunya Bimasakti dan Andromeda )

Hari ini aku pergi ke pemakamannya. Dengan perasaan sedih dan gelisah, namun telah ikhlas kerana dia adalah milikNya yang akan kembali-begitu pula aku. Aku berdoa agar menemuinya di atas sana.


Sedetik nafas itu sungguh berarti bagiku. Seperti yang kuinginkan, walau dirasa kurang. Kini aku melihat jasadnya dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Melihat ibunya menangis membuatku teringat satu kalimat: "Jangan kasihani yang sudah mati-tapi kasihanilah yang hidup. Terutama mereka yang hidup dalam penderitaan." Mereka yang hidup sebatang kara, mereka yang ditinggalkan oleh orang yang dikasihinya. "Oh, Emil.... mengapa kau pergi secepat ini? Aku ingin kau ada disampingku suatu hari nanti. Itulah mimpi kita, Emil... Kembalilah!"

Sejuta impian kita yang begitu terasa nyata dalam imajinasi dan ilusi itu seakan sirna oleh tsunami yang menerjang pelabuhan. Semua tinggal kenangan yang suatu saat akan berlalu oleh waktu. Terlintas satu pertanyaan dibenakku. Dosakah aku jika menolak takdir? Dosakah aku jika tak menerima kenyataan bahwa dia telah tiada? Dan dosakah aku jika terus menerus memikirkan itu semua? Aku benar - benar tidak percaya! Tetapi aku berusaha kuat untuk tidak menangis.

Senyuman manis itu masih menghiasi wajahnya saat keranda itu dibuka. Sekarang aku tak tahan lagi! Airmataku mulai keluar dan semakin deras. Mawar, sudahlah.... Jangan membuang barang berharga itu lagi! Aku berusaha menenangkan diri-lalu airmataku perlahan - lahan berhenti membasahi pipiku. Aku mulai merasa lemas-melemas-semakin lemas dan akhirnya pandangan mataku mulai kabur. Aku tidak bisa membuka mataku.

"Seberkas cahaya disana. Aku bisa melihatnya. Aku akan melaluinya!" Pandanganku yang gelap gulita perlahan - lahan menjadi terang kembali. Aku pun menggerakkan badanku untuk bangun dari ranjangku seakan tak percaya. Aku melihat bulan purnama itu tersenyum padaku tanpa luka sedikitpun. Dia menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi agar aku tidak berpikir bahwa aku gila. Aku mengerti sekarang. Dia belum mati. Dia hanya mati suri!
Aku menikmati matahari terbenam itu hingga mega merah menghilang. Kami berbalik hanya untuk beribadah, lalu kembali lagi untuk tidur di bawah naungan bintang yang berpijar, ditemani dia yang membuat suasana semakin bercahaya. Tak terasa tanganku bergerak secara naluriah ke gundukan kecil di perutku. Aku pun membelainya dengan penuh kasih sayang.
 
"Kenapa Mawar? Terasa sakit?" Tanya Emil padaku.
 
"Tidak, dia hanya menendangku." Balasku.
 
Hidup kami berlalu begitu cepat. Bahkan sepuluh tahun terasa seperti sehari. Membuatku menyadari apa artinya cinta dan penatian diantara kita. Aku mencoba mengingat sebuah janji. "Ketika satu perasaan telah menyatu, ketika hati dan impian bertemu-tak akan ada yang bisa memisahkan kecuali maut." Bagaikan galaksi Bimasaksi dan Andromeda yang akan bersatu membentuk cluster suatu saat nanti, dan takkan ada yang bisa melepaskan ikatan gravitasi itu kecuali jika dunia telah kiamat.

Jumat, 11 Oktober 2013

Puisi : Ketika Cinta Harus Mengalah

Saat dirimu berkata padaku
Tak akan menyakiti perasaanmu
Terasa kekuatan itu
Mengalir dalam darahku
Membuatku diam membisu

Engkau pun bertanya
Siapa yang kau cinta
Lalu ku menjawabnya
Engkaulah yang kucinta...

Lalu kau menerimaku apa adanya
Walau hanya kawan sebaya
Bagiku tak apa
Karena kita masih remaja

Dan aku bertanya
Apa kau akan setia
Lalu kau menjawab iya
Sekejap, aku rasa bahagia
Yang tak terlihat oleh mata

Tak terasa waktu memisahkan kita
Membuatku merindukan kebersamaan kita
Kebersamaan walau tanpa kata
Tapi terucap oleh kata
Dalam hati yang merana
Karena kau jauh disana
Tak tahu sedang apa

Mungkin kau sedang menunggu
Pujaan hatimu yang baru
Tanpa terpikirkan olehmu
Diriku yang sedang menunggu
Hadirmu di malam minggu
Di pikiran dan imajinasiku

Sedang apa kau disana?
Apa pun yang kau rasa
Semoga kau bahagia
Karena jika kau bahagia
Aku pun juga

Selamat tinggal cinta
Semoga dia lebih bisa
Membuatmu bahagia
Untukmu di ujung sana

Kamis, 10 Oktober 2013

Puisi : Penantian

3 tahun sudah aku menunggumu
Tanpa pernah bertemu denganmu
10 tahun lagi aku kan menunggu...
Untuk bilang I Love U

Waktu boleh berganti
Namun hanya dirimu yang kunanti
Menanti hadirnya suatu hari
Dimana cinta kulalui
Bertemu dari hati ke hati
Dijalani sepenuh hati
Sungguh indah seindah bunga melati

Aku pun terdiam seribu bahasa
Karena hatiku terpana
Melihat senyuman dan tatapannya
Tajam menembus samudera
Oh Indahnya!

Tak terasa masa SMP sudah pergi
Namun tetap kunanti
Berharap engkau kembali
Namun kau sudah pergi
Membawa janji - janji
Yang tak pernah kau tepati

Hanya satu pertanyaanku padamu
Ingatkah engkau padaku?
Kau hanya perlu menjawab pertanyaan itu
Lalu pergilah sesukamu
Terserah apa maumu!

Aku hanya berharap
Akan hatimu kutangkap
Lalu aku berharap
Agar aku tertangkap
Oleh rasa tak terucap

Darimu....
Yang membuatku tersipu
Berharap kau bersamaku
Sampai saat dimana raga tak bersatu

Senin, 07 Oktober 2013

Cerpen : Aria & Ajay


Di sebuah kota besar di Jakarta, tinggalah seorang anak laki - laki yang mungil, hitam manis, dan berambut keriting bernama Aria dan saudara kembarnya, Ajay. Kedua anak itu memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Aria memiliki kepribadian ekstrovert dan memiliki banyak teman. Sedangkan Ajay cenderung menutup diri dari pergaulan.

"Ajay, main, yuk! Aku habis ketemu temen lama, loh..." Kata Aria. Aria mengerti persahabatan Ajay dengan laptop kesayangannya yang tidak dapat diganggu jika sedang asyik. Aria pun pergi ke lapangan bola untuk bermain bersama teman - temannya. Sedangkan ajay lebih memilih untuk terbuka di dunia maya. Dia hampir mempunyai akun di semua situs. Bahkan dia bisa memperbarui postingan blog sebanyak dua puluh lima kali sehari.


"Wuzz...Gol!!!" Aria mencetak gol pertamanya. Tim Cowok mendapatkan satu angka. "Gol juga!" Virdia melakukan serangan tiba - tiba ke gawang cewek. "Kita seri!" Pertandingan semakin seru hingga Ibu Aria datang dan menyuruhnya pulang.

"He, Aria kebiasaan, yo, nek wis dolen lali wektu! Moleh!" Panggil Ibunya dipinggir lapangan. Aria dengan berat hati menuruti apa kata ibunya.

"Guys, gua pulang dulu, ya? Udah dijemput sama mama." Kata Aria. Dia pun langsung pulang bersama ibunya.

"Ajay!!!!" Teriak Aria ke-al4y'an. Kebiasaannya, tidak bisa berjalan jika bersama ibunya. Bisanya lari meninggalkan ibunya di belakang. Dia merebahkan diri di kasur Ajay. "Loe posting apaan, sih?"

"Biasa.... ilmu pengetahuan... sekarang gue mecahin rekor. Postingan gue sekarang udah Sembilan ribu lebih. Padahal umur blog gue baru setahun!"

"Hebat! Blog gue yang lo bikini seminggu yang lalu aja belum ada isinya. Nggak sabar nulis. Enakan ngomong langsung." Kata Aria

Ada satu problem yang dihadapi Ajay. Dia ingin sekali mendapat banyak bukti prestasi seperti Aria. Aria memiliki banyak sekali piagam, tropy, dan penghargaan lainnya dari berbagai turnamen di sekolah. Dari mulai basket, voli, futsal, bulutangkis, baseball, dan banyak lagi. Kakak kembarnya itu juga mengikuti club bulutangkis yang terlibat dalam kejuaraan nasional & internasional. Sedangkan Ajay? Dia tidak memiliki apapun untuk dibanggakan.

"Ajay!!!" Teriak Henka dikelasnya. Henka sudah dua tahun tidak naik kelas. "Mana setoran loe bulan ini?!"

"M- mma - af...emmm...ga punya...." Kata Ajay dengan ekspresi ketakutan dan terbata - bata.

"Wow! Hebat lu, ya? Plakkk!!!" Henka meninju Ajay. "Gua tunggu loe besok. Kalau besok ga ada, loe akan berhadapan langsung sama gue!!!" Henka pun langsung pergi.

"Loe nggak papa, Jay" Vivi menghampirinya. Dia memeriksa pipi Ajay yang keunguan bekas ditinju. "Ini pasti sakit, ya?"

"Gue nggak papa kok, Vi...." Jawab Ajay.

"Udahlah, anak kaya' gitu itu sebenarnya pengecut! Beraninya cuman pakai otot doang. Bibir kamu berdarah lho, Jay!"

"Sudah biarin.... By the way, kita ke perpus aja, yuk! Besok kan ada ulangan Matematika." Ajak Ajay. Vivi menyetujuinya. Ajay dan Vivi pun saling mengenal dan mereka bersahabat. Mereka memiliki kesamaan yaitu kehidupan tanpa sosialisasi yang membuat depresi.

Keesokan harinya, sepulang sekolah....
 
"Kita beda jalur, kan?" Tanya Vivi setelah tiba di perempatan jalan.
 
"Yaudah, gue bisa sendiri, kok!" Kata Ajay.
 
"See You...bye...bye...!" Vivi meraih jalan yang berlawanan arah dengan jalan Ajay.
 
"Bye!" Balas Ajay. Mereka berdua berpisah. Tiba - tiba segerombolan geng yang berpenampilan seperti preman menghadangnya. Ketua gengnya adalah Henka.
 
"Woy! Mana setoran loe? Mana!!!!!" Bentak Henka. Ajay memasang wajah ketakutan. "Oh, gitu, ya? Plakkk!!!" Henka memukul Ajay sampai jatuh tersungkur, sedangkan yang lainnya menjambak rambutnya. "Aaaaa!!!" Ia berteriak sekuat tenaga, berharap ada yang menolongnya. "Henka...Leon...Azi..., please! Brenti...."
 
"Okay, sekarang gue berheti. Tapi inget? Besok bayar SE - TO - RAN!!!" Henka meninggalkan Ajay sendirian tergeletak di jalanan. Dia pun bangkit dan pulang.
 
Sesampainya di rumah, dia disambut oleh ibunya di ambang pintu. "Ajay, kon lapo? Tukaran maneh?"
 
"Dipukulin temen, Ma!" Jawabnya dingin. Dia langsung masuk ke kamar, merebahkan diri di kasur. Kakak kembarnya baru pulang dari turnamen bulutangkis. "Gue berharap nggak hidup" Gumam Ajay.
 
"Terus lu mau nyerah gitu aja?" Kata Aria.
 
"Andai sel kita dulu nggak terbelah. Jadi Tuhan nggak niup roh buat aku..."
 
"Hush! Ajay, lu nggak boleh ngomong gitu. Istighfar! Kita ini kembar. Bisa aja kalau kita nggak terpisah, kamu yang hidup."
 
"Tapi kenyataannya aku terbentuk saat umurmu dua bulan, kak! Lalu satu sel berpencar ke sisi lain!" Dia mulai berkaca - kaca. "Gue capek hidup kalau cuma untuk dibully seumur hidup gue!"
 
"Huh, terserah. Lu mau nyerah gitu aja? Kamu punya banyak kelebihan yang tidak aku punyai. Kamu harusnya bisa bangkit! Coba lu bangkit. Berusaha punya prestasi apapun itu. Jangan terlalu introvert kaya' gitu!" Ajay terdiam mendengar kata - kata kakaknya. Mungkin benar-itu yang harus dilakukan. Sebuah kejutan untuk terpidana kasus "Bullying"!
 
"Oke, mungkin benar. Itu yang harus aku lakukan..."
 
Ajay melangkah ke sekolah dengan lebih tenang dari biasanya. ia menggunakan sebuah prinsip hari ini. Boleh pendiam asal jangan terlalu dikunci. Karena kalu kunci tidak pernah dipakai, lama kelamaan bisa karatan.
 
Langkahnya terhenti tepat di depan madding. Ada pengumuman yang menarik disana. "Math and Science Competition Indonesia 2013". Pendaftaran terakhir: Hari ini. "Kejutan spesial menanti mereka. Awas loe Henka Cs!"
 
"Hei Keriting!" Vivi mengagetkannya dari belakang. "Tumben baca madding? Biasanya langsung bertapa di kelas? Wkwkwk:D" 
 
"Kali ini beda. Gue mau bikin perhitungan sama Henka Cs."
 
"Daftarnya sekarang aja. Keburu ditutup!" Vivi mengingatkan. Mereka pun menuju ke panitia penyelenggaraan olimpiade. Vivi juga ikut mendaftar. "Kedengarannya seru tarung sama loe. Buku - buku loe kelas berat semua!"
 
"Lu juga, Vi. Kita sama - sama overdosis kalo soal baca." Mereka menuju kelas. Disana ada Henka Cs yang siap menerkam mereka hidup - hidup tanpa dicerna.
 
"Owh, pasangan serasi... Udah nyiapin setoran hari ini? Masih belom juga?!!!" Henka menatang. "Kalau hari ini nggak bayar juga, besok bakal meningkat dua kali lipat!"
 
"Diem lu, Hen! Jangan ganggu dia selama seminggu. Kalau perlu menjauh! Kalau dia berhasil dalam kompetisi ini, lu harus kembaliin semua uang yang pernah lu minta dari dia! Dan kalau dia gagal, lu boleh giling dia di kandang macan!" Vivi membela. Wajahnya memerah seperti udang rebus. "ASSALAM!!!" Vivi menarik Ajay pergi menjauh dari gerombolah cacing - cacing sialan itu.
 
"Lu hebat bisa bikin mereka beku! Pakai mantra apa?" Puji Ajay.
 
"Eh, lu inget nggak Harry Potter and the Socerer's Stone-waktu Harry Cs mau masuk ke kandang anjing berkepala tiga? Hermione pakai mantra..."
 
"Inget!" Ajay memutus kalimat Vivi. "Dia pakai mantra Petri-Petricifi-Petrigotal... ah, apa sih?!"
 
"Petrificus Totalus (kutukan pembeku tubuh di Harry Potter). Bedanya ini versi muggle."
 
"Dasar Basillisk, Loe! Hahahah...." Mereka berjalan menuju kelas masing - masing dan berpisah di sekat antar kelas. "See yeah, girl!"
 
Hari yang ditunggu - tunggu pun datang. Seleksi hari pertama diadakan di sekolah mereka, SMP Gerhana. Ada banyak murid dari sekolah - sekolah lain yang juga ikut. Jumlah soal 100, dikerjakan dalam waktu 100 menit, dipotong waktu menghitamkan kolom nama, dll.
 
Vivi yang duduk di bangku pojok belakang melambai ke arahnya. Saat Ajay ingin membalas lambaian itu, tetapi pengawas yang berada tepat dihadapannya melotot sambil mengangkat rotan ditangannya.
 
Mereka mengerjakan soal - soal sampai waktunya habis. Sedangkan Ajay hanya mengerjakan setengahnya.
 
"Oke, semuanya! Soal dikumpulkan, jawaban diletakkan di atas meja. Waktu habis!" Kata pengawas. "Semua peserta dimohon untuk ke aula untuk melihat hasil scanner!" Peserta olimpiade langsung menuju ke aula. Disana banyak petugas yang melakukan scan pada LJK. Sambil menunggu, peserta mendengarkan seminar yang dilakukan oleh motivator ternama. Setelah satu jam mendengarkan seminar, hasil olimpiade pun ditampilkan.
 
"Selamat, Lu peringkat satu! Gue cuma peringkat lima..." Kata Ajay Nampak kecewa. Aula juga riuh oleh sorak para pemenang dan desah kecewa yang tidak lolos.
 
"Nggak papa, lagi. Peringkat lima dari dua ratus itu hebat!" Kata Vivi. "By the way, thanks atas pujiannya.
 
"Peringkat satu sampai dua puluh akan masuk ke semifinal." Ajay membaca catatan kaki.
 
"Tenang, Jay! Kita bertarung untuk juara satu. Kita pasti bisa!" Vivi menyemangati.
 
"Yes, we can do this!" Jawab Ajay. "Ngomong - ngomong pulang, yuk! Kaki gue mulai kesemutan, nih!"
 
"Ayo!" Mereka pulang bersama - sama, dan seperti biasa. Pisah di pertigaan.
 
Ajay menuju arah berlawanan dengan jalan yang biasa dilewatinya. Lebih tepatnya, itu jalan menuju lapangan tempat Aria biasa bermain. Tetapi pemandangan yang lain terjadi sebelum Ajay sampai ke lapangan.
 
"Itu kan Henka?" Guman Ajay. Dia mengikuti 'musihnya' itu sampai pada suatu gubuk. "Buat apa dia ke tempat busuk kaya' gitu?" Dia terus mengikuti sampai dia masuk. Ajay mengintip dari dari jendela kecil yang tingginya setengah dari tinngi badannya. ia tercengang melihat pemandangan spektakuler itu. "Jadi selama ini dia tinggal disini?"
 
"Bu, tolong. Kasih aku kesempatan untuk biaya Ibu berobat!" Henka berlutut pada ibunya yang terbaring lemah di kasur tipis.
 
"Terlambat, nak. Percuma buang-buang tenaga, buang - buang uang. Ibu juga nggak mau kamu repot."
 
"Tapi Bu, Henka masih butuh Ibu disini. Demi Henka, Bu! Demi aku! Henka masih butuh Ibu!" Henka menangis di pelukan ibunya. Ajay langsung berlari - lari, bergegas pulang. Dia tak kuat mendengar ini semua.
 
Di rumah, dia langsung membuka laptop, memposting pengalamannya ini dalam bentuk cerpen, juga rencana yang akan ia lakukan pada Henka-pelajaran bahwa tidak selamanya berandalan itu memiliki hati berandalan.
 
"Posting lagi?" Aria tiba - tiba sudah berada di depannya. Baju seragam basket yang basah, sebuah medali emas yang digantung di lehernya, serta sebuah piagam yang terbingkai rapi yang mengisyaratkan dia baru pulang dari pertandingan.
 
"Juara satu lagi?" Tanya Ajay.
 
"Iya, nih...." Jawab Aria. "Serius banget!"
 
"Pengalaman pribadi. Lu liatnya di warnet aja!"
 
Tak terasa hari ini sudah final. Ajay tidak lagi menggunakan ajang ini untuk balas dendam, dan membuktikan siapa yang paling kuat. Tetapi untuk menolong Henka. Keburukan jika dibalas dengan keburukan, berarti dia tidak ada bedanya. Karena tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Mereka melawan 33 provinsi sekaligus dalam babak ini.
 
Ajay tidak masalah jika harus masuk final dengan nilai pas - pasan. Yang penting ini sudah merupakan pembuktian baginya.
 
Pengawas membagikan lembar LJK dan soal - soal kepada peserta. Kali ini soal hanya 50. Waktunya tetap 100 menit. Pada saat itu juga pengawas mengumumkan bahwa babak final hanya diambil 3 orang untuk menyabet gelar juara.
 
Tak terasa waktu berlalu. Ajay  menyelesaikan semua soal dengan mudah, sedikit kesulitan di bagian akhir. Tapi semua bisa diatasi.
 
"Vivi, kamu nomor 50 gimana?" Tanya Ajay pada Vivi.
 
"Gampang. Aku sih tinggal dicoret nolnya." Mereka berdiskusi masalah soal. Pada saat itu juga Ajay memberitahu Vivi soal Henka dan Ibunya. Mereka sepakat untuk memberikan uang hadiahnya pada Henka. Dia lebih membutuhkan uang ini daripada mereka.
 
"Pengumuman - pengumuman. Bagi peserta olimpiade diharap berkumpul di Aula. Terimakasih..."
 
"Eh, udah pengumuman, tuh! Ayo kita kesana!" Ajak Ajay.
 
"Ayo, GO!!!" Mereka berlari menuju aula dan segera disambut oleh tulisan di layar LCD. Mengejutkan-mereka berdua sama - sama menjadi juara. Ajay mendapat juara satu, dan Vivi mendapat runner up. Mereka bersorak kegirangan dan segera pulang, karena penyerahan hadiah akan dilakukan di sekolah masing - masing.
 
Hari ini upacara bendera paling bersemangat bagi Ajay. Karena hari ini adalah pengumuman berita gembira.
 
"Tentu saja kita turut berbangga pada sekolah ini. Karena ada Juara satu olimpiade Math & Science tingkat nasional pertama kali diraih oleh sekolah. Langsung saja kita panggilkan.... Saichul Ajay Hadi Utomo dari kelas delapan A! Beri tepuk tangan yang meriah!!!" Ajay pun berjalan ke tengah lapangan upacara untuk menerima penghargaan trophy, uang, dan medali emas. "Kita panggilkan juga Vivi Anggika Effendy dari kelas delapan B!!!" Mereka pun tersenyum gembira. Hari ini adalah pengalaman yang tak terlupakan.
 
Setelah upacara, mereka pergi ke kelas masing - masing. Trophy yang berat itu juga sudah diserahkan ke sekolah. Di tengah jalan, mereka dicegat oleh geng Henka Cs yang siap menghajar mereka.
 
"Kalian semua mau hajar kita lagi? Silahkan! Kita nggak mau melawan lagi. Karena kita tahu semua yang kamu lakukan ini bukan demi kamu, tapi Ibumu." Kata Aria. Mereka menyodorkan amplop tebal berisi uang jutaan rupiah. "Ini-kamu lebih butuh ini daripada kita berdua."
 
"Iya, Henka. Kita cuma ingin membantu." Vivi menitikkan airmatanya.
 
"Percuma. Ibuku baru meninggal kemarin. Kankernya sudah parah." Ekspresi garangnya berubah menjadi lebih melankolis dan berkaca - kaca. "Tapi aku hargai kalian." Henka pun menerima amplop itu sambil memeluk Ajay, diikuti oleh Vivi, dan anggota geng Henka Cs lainnya. Semua permasalahan selesai, dan akhirnya mereka semua bersahabat.
 






Sabtu, 05 Oktober 2013

Bagaikan Daun - Daun di Musim Gugur



Bagaikan daun - daun yang berguguran di musim gugur-tertiup angin dan masuk ke dalam jendela hatiku. Mereka adalah daun - daun yang berkilauan-membuatku jatuh hati.

Hatiku ingin memilih salah satu diantara mereka. Tapi tak bisa! Mereka terlalu berkilauan menyilaukan mataku. Entah daun mana yang akan aku pilih. Tetapi aku rasa merekalah yang harus menemuiku. Dan aku yakin itulah daun yang paling berkilauan di dunia ini.

Dan kalau saja aku yang harus memilih, aku akan memilih daun yang paling jauh. Yaitu daun hijau di musim hujan. Karena sebenarnya aku hanya menginginkan dia. Rusa Jantanku....

Expecto Patronum!!!