Rabu, 20 Juni 2012

Sesuatu yang tidak seharusnya terjadi

Dear my blog,
hari ini hasil ulangan kenaikan kelas dibagi. Aku sedikit kecewa karena nilai ulanganku ada yang dibawah KKM( Kriteria ketuntasan minimal). Lalu guru IPSku meremidi semua anak yang mendapat nilai dibawah KKM. Di tengah tengah ulangan, aku melihat salah satu teman yang sedang 'ngrepek(mencontek)' buku yang diletakkan di laci meja.

"Hayo, kamu buka buku, ya?!" kataku sambil bercanda. Lalu anak itu spontan menjawab "Lapo Koen?! Lek athek mo'kandhakna guru awas kon, tak tampek cangkem.mu kene!"

Akupun bergeming mendengarnya. Kemudian aku memperhatikan sekeliling dan hampir menangis melihatnya. Ternyata sebagian besar temanku mencontek? Aku mengelus dan berkata dalam hati "Kenapa begini? Ini tidak seharusnya terjadi!".

Begitulah yang kurasakan. Nilai ujian tinggi, tapi mentang mentang nggak ada guru mereka seenaknya nyontek, lempar lempar kertas, dsb. Sedangkan aku? Setengah mati cari sekolah, nunggu enam bulan baru bisa pindah ke sekolah yang lebih layak, tapi mereka? Menyontek seenaknya, memanfaatkan teman, dll.
Apa ini adil namanya?:$

Senin, 18 Juni 2012

Aku minta maaf...

Suatu hari, aku menjadi anak baru di kelas. Setelah aku berkenalan dengan teman teman dan mengikuti pelajaran, bel sekolah berbunyi dan jam istirahat telah tiba. Aku pergi ke kantin dan membeli roti. Saat aku makan, aku tersadar ada yang mengintipku lewat lubang di pintu pembatas kelas VII. Aku membuang bungkus rotiku dan memandangi anak laki laki itu. Yang aku lihat hanya matanya, tetapi aku mulai menyukainya. Aku pun menanyakan namanya pada teman yang duduk di sebelahku.

"Eh, lu tau gak, nama anak itu siapa?"
"Namanya Fiky, emangnya kenapa?"
"Nggak papa," Jawabku lirih. "Keluar, yuk!"

Aku keluar bersama temanku (Fichtha). Aku mencoba mengintip kelas sebelah dan ternyata anak itu ada di balik pintu. Jantungku berdegup kencang saat melihat wajahnya. Di saat yang bersamaan, cowok berkacamata yang ada di dekatnya berteriak "Cie... anak baru disuka'in Fiky!".

Akupun kembali ke kelas dan menundukkan kepala sambil tersipu sendirian. Tapi aku langsung membuka buku dan belajar. Anak itu terus mengintipku dan tiga hari kemudian dia meminta nomor hpku. Saat dia meng-smsku, jariku terasa gemetar untuk membalas, tapi karena tidak tahan lagi, aku menyatakan kalau aku suka dengan dia.

Sebenarnya aku malu dan takut, tapi aku penasaran bagaimana rasanya memiliki pacar. Tiga hari kemudian, tanggal 13 Januari dia menjadi cinta pertamaku. Akupun merasakan bagaimana rasanya pertama kali pacaran, rasanya risih, malu, dan takut ketahuan orang tua. Lalu aku bertanya pada diriku sendiri "Apa ini rasanya pacaran? Apa yang diinginkan orang pacaran?" aku terus mengulang pertanyaan itu dan berharap temukan jawabannya.

Lima hari kemudian, aku sadar bahwa tidak ada yang didapat dari pacaran. Terus menghindar dari orangtua, pulsa habis buat sms-telpon, waktu senggang yang bisa kupakai untuk belajar hilang. Apa ini yang didapat? Membayar segalanya hanya untuk kesenangan semata? Ini justru kerugian. Lalu aku mulai mencari cari alasan untuk putus dengan dia. Lalu aku langsung mengambil hp dan meng-sms "Kita putus!!". Sebenarnya aku nggak tega. Apalagi setelah itu dia jatuh sakit di sekolah dan harus pulang, tidak masuk dua hari, dan berharap aku berkomunikasi dengannya. Tapi pulsaku habis. Mungkin dia marah karena itu. Tapi aku harus siap menahan rasa sakit yang terperih. Orang pacaran yang diinginkan hanya senang, tapi harus siap sakit.

Dari blog ini, aku ingin meminta maaf ke dia yang pertama mengisi hatiku.

Aku minta maaf atas sikapku. Tapi aku berjanji, aku akan berubah.
Aku minta maaf karena menyakitimu. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu.
Aku minta maaf karena sikapku yang suka mengatur dan tidak peduli.
Aku minta maaf karena menghancurkan kesetiaanmu.
Aku minta maaf karena sudah mengabaikanmu.
Aku merindukan senyummu, tawamu, dan kebaikanmu. Sekali lagi maafkan aku...:'(

Sejak saat itu, aku selalu tidak mau diajak balikan atau apa. Pacarnya yang aku sakiti hatinya pun mau menjadi temanku (Terimakasih:'). Kemudian aku berjanji bahwa tidak akan ada yang menjadi pacarku sebelum aku lulus dari sekolahan ini.

Satu bulan setelahnya, aku harus masuk "BK (Bimbingan & Konseling)" karena teman mantan pacarnya mantan pacarku menuliskan kalimat "Haniya Janc*! c*! c*! c*!" dan banyak kata kata kotor di kertas ulanganku dan meletakkannya di atas meja sepulang sekolah. Awalnya aku menuduh mantan pacarku yang melakukannya. Tapi ternyata teman mantan pacarnya mantan pacarku yang tidak terima kalau temannya dikhianati temannya sendiri. Saat itulah mamaku tahu aku pernah pacaran, mengingat mamaku adalah guru di sekolah. Aku sudah membuat mama maluuu banget. Aku menyesal, dan aku janji nggak akan pacaran lagi sebelum umur 18 tahun. Aku selalu menepati janji kecuali janji yang kotor.

Sampai saat ini, aku terkenang kenang oleh dia. Tapi aku harus menunggu waktu empat tahun lagi untuk itu. Kemudian aku menciptakan sebuah lagu untuk dia, judulnya "Penyesalan". Aku nggak bisa ngelupain kamu gitu aja. Yang pertama akan selalu jadi yang pertama, tapi yang terakhir belum tentu akan terus jadi yang terakhir.

For my firsr love...

(Semua nama yang dipakai selain 'Haniya' adalah nama samaran.)