Di postingan aku yang lama, aku pernah nulis : Diriku yang lama kini kuingat kembali....
Ya begitulah kehidupan bullying masa laluku pada masa awal - awal. Aku dianggap cupu, males, lolak lolok oleh teman - temanku. Bahkan aku tidak dianggap siapa - siapa.
Pada masa awal aku kelas 8, aku mengusulkan diri untuk menjadi wakil ketua kelas. Dan aku tau, teman - teman di kelasku meragukan aku. Setiap ada pengumuman, mereka tidak memperhatikan, bahkan menyoraki aku. Menghargai saja tidak pernah! Tapi aku yakin aku bisa. Karena aku pernah jadi ketua yang tegas waktu kelas 7. Aku berharap itu terulang. Tapi mau bagaimana lagi? Ketegasan ketua bersumber dari kepercayaan anggota. Kalau anggota tidak percaya, apa mungkin akan menjadi? Ya begitulah... Bahkan ketua juga tidak pernah berkoordinasi. paling pas waktu awal - awal doang. Ketiga pengurus kelas juga kayaknya jarang komunikasi sama aku. Jarang diskusi masalah kelas, bahkan untuk menghargai susah. Aku benar - benar trauma dengan masa lalu! Akhirnya aku memutuskan untuk menutup diri dari teman - temanku.
Pada awal - awal aku membuat keputusan ini untuk diriku sendiri, aku sering sakit hati dengan perkataan teman - teman dibelakangku yang bilang kalau aku sombong, songong, angkuh. Bahkan ada yang iri. Aku mendengar pernyataan temanku ini melalu sahabatku. Tempat curhat sekaligus pemberi solusi untuk masalahku. Tapi nyatanya dia sendiri memiliki masalah di rumah yang menyebabkan dia selalu menutup diri dari pergaulan. Ketegaran itulah yang menginspirasiku. Membuatku kuat dalam menghadapi semua ini. Kami saling terbuka satu sama lain.
Walaupun ini terjadi setiap hari, tapi aku harus yakin. Tak ada yang sia - sia. Menahan semua ini dan membiarkan mereka seperti panci bocor. Aku harus kuat!
Ya begitulah kehidupan bullying masa laluku pada masa awal - awal. Aku dianggap cupu, males, lolak lolok oleh teman - temanku. Bahkan aku tidak dianggap siapa - siapa.
Pada masa awal aku kelas 8, aku mengusulkan diri untuk menjadi wakil ketua kelas. Dan aku tau, teman - teman di kelasku meragukan aku. Setiap ada pengumuman, mereka tidak memperhatikan, bahkan menyoraki aku. Menghargai saja tidak pernah! Tapi aku yakin aku bisa. Karena aku pernah jadi ketua yang tegas waktu kelas 7. Aku berharap itu terulang. Tapi mau bagaimana lagi? Ketegasan ketua bersumber dari kepercayaan anggota. Kalau anggota tidak percaya, apa mungkin akan menjadi? Ya begitulah... Bahkan ketua juga tidak pernah berkoordinasi. paling pas waktu awal - awal doang. Ketiga pengurus kelas juga kayaknya jarang komunikasi sama aku. Jarang diskusi masalah kelas, bahkan untuk menghargai susah. Aku benar - benar trauma dengan masa lalu! Akhirnya aku memutuskan untuk menutup diri dari teman - temanku.
Pada awal - awal aku membuat keputusan ini untuk diriku sendiri, aku sering sakit hati dengan perkataan teman - teman dibelakangku yang bilang kalau aku sombong, songong, angkuh. Bahkan ada yang iri. Aku mendengar pernyataan temanku ini melalu sahabatku. Tempat curhat sekaligus pemberi solusi untuk masalahku. Tapi nyatanya dia sendiri memiliki masalah di rumah yang menyebabkan dia selalu menutup diri dari pergaulan. Ketegaran itulah yang menginspirasiku. Membuatku kuat dalam menghadapi semua ini. Kami saling terbuka satu sama lain.
Walaupun ini terjadi setiap hari, tapi aku harus yakin. Tak ada yang sia - sia. Menahan semua ini dan membiarkan mereka seperti panci bocor. Aku harus kuat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar